Mei 20, 2010

Kualitas Tidur Pengaruhi Sikap Anak

Jika buah hati Anda termasuk anak yang hiperaktif cobalah atasi dengan membuat tidurnya nyenyak pada malam hari. Karena menurut peneliti dari Finlandia, tidur nyenyak pada malam hari dapat mengurangi sikap hiperaktif pada anak.

Penelitian juga mengungkapkan anak yang tidak tidur nyenyak saat malam hari, sikapnya akan kurang menyenangkan dan tidak ceria. Dan anak-anak yang waktu tidurnya kurang dari delapan jam cenderung hiperaktif.

Tidur yang berkualitas tidak hanya membuat perkembangan fisik anak menjadi baik tetapi juga perkembangan mentalnya. Tidur yang berkualitas dapat mengurangi risiko gejala ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) pada anak.

Dalam penelitian tersebut, peneliti dari University of Helsinki and Finland's National Institute of Health and Welfare melibatkan 280 anak-anak usia 7-8 tahun. Peneliti ingin melihat apakah mereka mengalami gejala ADHD.

Orang tua anak-anak tersebut juga dilibatkan dengan mengisi kuisioner tentang kebiasaan tidur dan waktu tidur anak-anak mereka. Nak-anak dipasangkan semacam kabel yang disebut actigraphs, untuk mengukur pergerakan mereka.

Hasilnya, anak-anak yang durasi tidur malamnya kurang dari 7,7 jam lebih hiperaktif dan memiliki sikap impulsif. Gejala ADHD anak-anak tersebut pun sangat terlihat.

"Kami bisa menunjukkan kalau masalah tidur anak berhubungan dengan gangguan sikap anak dan gejala ADHD," kata Dr. Juulia Paavonen, kepala peneliti.

Paavonen menyarankan orang tua untuk membuat suasana yang nyaman bagi anak-anak agar mereka bisa tidur nyenyak dan berkualitas untuk mengurangi resiko ADHD.

Usahakan agar anak tidur tidak kurang dari delapan jam setiap hari. Karena, tidur tidak hanya baik bagi kesehatan fisik anak tetapi juga perkembangan mentalnya di kemudian hari.



Kualitas Tidur Sangat Penting Bagi Pertumbuhan Anak

Jangan menganggap sepele kebutuhan tidur anak. Tidur nyenyak sangat penting bagi pertumbuhan anak. Karena, saat tidur pertumbuhan otak balita (bayi di bawah lima tahun) mencapai puncaknya. Otak juga mengonsolidasi segala memori dan pengetahuan baru. Tak hanya itu, otot, kulit, sistem jantung dan pembuluh darah, metabolisme tubuh, dan tulang mengalami pertumbuhan pesat saat tidur. Hal itu disebabkan tubuh balita memproduksi hormon pertumbuhan tiga kali lebih banyak dibandingkan ketika dia terbangun.



Kualitas Tidur

Lalu bagaimana yang dimaksud dengan kualitas tidur untuk bayi. Bayi dikatakan mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9 jam, terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya lebih dari 1 jam. Selama tidur bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit jatuh tidur kembali. Bila hal tersebut sering terjadi pada kebiasaan tidur bayi, maka akan sangat mempengaruhi pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun psikis.

Besaran jumlah jam tidur anak, disesuaikan dengan tingkatan umurnya. Bayi baru lahir biasanya tidur selama 16-20 jam per hari, bayi usia 2-12 bulan jumlah waktu tidurnya mencapai 9-12 jam pada malam hari dengan tidur siang 1-4 kali sehari. Sedangkan anak usia 12 bulan-3 tahun, biasanya tidur 12-13 jam sehari dengan rata-rata tidur siang satu kali saja. Kalau anak sudah berusia di atas 4 tahun, seorang anak dapat tidak membutuhkan tidur siang lagi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan gangguan tidur yang membuat tidur anak menjadi tidak nyenyak.
1. Rasa lapar dan haus
2. Adanya gangguan atau rasa sakit pada gigi, telinga, kulit, saluran napas, atau saluran cerna
3. Masalah psikis, yang terkait dengan tahapan perkembangan anak, pola asuh, temperamen, aktifitas dan faktor lingkungan

Kebiasaan yang sering terjadi adalah orang tua yang tidur satu ranjang dengan anak. Sehingga ketika bergeser sedikit saj, maka bayi akan terbangun bahkan rewel. Sebaiknya pisahkan tempat tidur anak dengan orang tua sejak dini.



Dampak Kurang Tidur

Dampak masalah kurang tidur pada balita, untuk fisik adalah gangguan pertumbuhan badannya karena pengeluaran hormon selama tidur menjadi “kacau”, kerentanan fungsi imun atau daya tahan tubuh, iregulasi sistem endokrin, kegemukan dan mengantuk.

Sedangkan untuk masalah kognitif, adalah anak jadi kehilangan konsentrasi, lambat, kurang waspada, kurang perhatian, gangguan pembelajaran hingga prestasi akademik yang menurun. Pada kemampuan geraknya, anak menjadi kurang cermat dan ceroboh.



Membuat Anak Tidur Nyenyak

Ciri-ciri balita cukup tidur, yaitu, ia akan dapat jatuh tertidur dengan mudah di malam hari, terbangun dengan mudah dan tidak memerlukan tidur siang yang melebihi kebutuhan sesuai dengan perkembangannya.

Orang tua juga harus memperhatikan kondisi psikis anak dengan memperbaiki pola asuh, kualitas sentuhan, dan kenali temperamennya serta faktor lingkungan harus mendukung. Karena tidur merupakan perilaku yang dipelajari yang dapat dibentuk melalui rutinitas dan kebiasaan tidur yang baik.

Ada tiga langkah yang dapat dilakukan orang tua agar anaknya dapat tidur nyenyak yaitu dengan:
1. Memandikan balita dengan air hangat,
2. Memijat lembut balita dan melakukan aktivitas tenang seperti membaca dongeng,
3. Meninabobokan atau memperdengarkan musik tenang sebelum menidurkan balita.

Dengan kualitas tidur yang baik pada anak anda, bukan saja anak yang senang dan sehat, tapi orang tua juga akan tidur lebih tenang tanpa terganggu dengan tangisan bayi. Sehingga bisa tampil segar keesokan harinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar